Sabtu, 20 Februari 2021

Masa Kemerdekaan (1945–1950) (BAGIAN 1)

Indonesia dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi


A. Masa Kemerdekaan (1945–1950)

1. Proklamasi Kemerdekaan

a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Menjelang akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Satu demi satu daerah jajahannya jatuh ke tangan pasukan Sekutu. Untuk menghadapi Sekutu, Jepang mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang diduduki dengan memberikan janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Janji ini dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantorkantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.

1). Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI)  Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). BPUPKI terdiri dari 63 orang yang diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Dalam aktivitasnya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei–1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10–17 Juli 1945.

a). Sidang Pertama BPUPKI

Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara yang benarbenar tepat, maka acara dalam sidang ini adalah mendengarkan pidato dari tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Gagasan mengenai dasar negara yang dikemukan oleh masing-masing tokoh dapat kamu amati pada tabel berikut:

Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dikenal dengan istilah Pancasila. Peristiwa ini dikenang dengan ditetapkannya tanggal 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Sampai akhir masa sidang pertama ini, belum ditemukan kesepakatan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat. Oleh karena itu, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggota Sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini dinamakan ‘Panitia Sembilan’. Tugasnya adalah mengolah usulan dari anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia. Pertemuan Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang disebut Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, yang disetujui secara bulat dan ditandatangani pada 22 Juni 1945.

b). Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga membicarakan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta sidang setuju dengan bentuk republik. Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 19 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti pembukaan UUD. Panitia Perancang UUD juga membentuk panitia lebih
kecil beranggotakan 7 orang yang diketuai oleh Soepomo untuk merumuskan batang tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno melaporkan hasil kerja panitia yaitu:
• Pernyataan Indonesia Merdeka.
• Pembukaan Undang-Undang Dasar.
• Batang Tubuh UUD.
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai melaksanakan tugasnya. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah Undang-Undang Dasar yang dibentuk Panitia Perancang UUD.

2). Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta, sebagai penasihat diangkat Mr. Achmad Subardjo. Pada awal pembentukannya, jumlah anggota PPKI terdiri atas 21 orang, kemudian ditambah 6 orang, jadi jumlahnya 27 orang. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.
Secara simbolik, PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi, pada tanggal 9  Agustus 1945 dengan memanggil tiga tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Wiedyodiningrat dipanggil ke Saigon/ Dalat, Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Informasi tersebut, yaitu pelaksanaan kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera dan wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.

b. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh peristiwa menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Berita tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu diketahui oleh beberapa tokoh pemuda, terutama Sutan Syahrir. Kemudian Syahrir dan beberapa tokoh pemuda segera menemui Mohammad Hatta yang saat itu baru datang dari Dalat, Vietnam. Bersama Mohammad Hatta, Syahrir dan beberapa pemuda menemui Soekarno di rumahnya. Syahrir mengusulkan Soekarno-Hatta agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan tanpa melalui PPKI karena Sekutu akan menggangap kemerdekaan Indonesia sebagai suatu kemerdekaan hasil pemberian Jepang.
Usulan Syahrir tersebut tidak disetujui oleh Soekarno-Hatta. Mereka berpendapat pelaksanaan proklamasi harus melalui PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang, yaitu pada tanggal 24 Agustus 1945. Mereka beralasan bahwa meskipun Jepang telah kalah, namun kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Perbedaan sikap ini mendorong para pemuda kembali berunding pada pukul 24.00 menjelang 16 Agustus 1945. Rapat itu dihadiri oleh Sukarni, Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Syudanco Singgih, dan dr. Sucipto. Hasil perundingan itu menyepakati untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Selanjutnya, Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.30, Soekarno-Hatta dibawa para pemuda Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Sesampainya di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dan rombongannya disambut baik oleh pasukan Peta pimpinan Syudanco Subeno. Niat para pemuda untuk mendesak Soekarno-Hatta tidak terlaksana. Kedua tokoh golongan tua tersebut masih mempunyai wibawa yang cukup besar. Soekarno-Hatta tetap pada pendiriannya untuk tidak melaksanakan proklamasi kemerdekaan sebelum ada pernyataan resmi dari pihak Jepang tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Selain itu kemerdekaan tetap harus dimusyawarahkan dulu dalam sidang PPKI.
Di tengah suasana tersebut, Ahmad Soebardjo datang beserta sekretaris pribadinya, Sudiro pada pukul 17.30 WIB. Ahmad Soebardjo memberitahukan kebenaran menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Mendengar berita itu, Soekarno-Hatta akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan dengan nyawanya sendiri bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok hari selambatlambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan yang meyakinkan tersebut, Syudanco Subeno bersedia melepaskan Soekarno-Hatta.

c. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada malam hari, 16 Agustus 1945, pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat menuju Jakarta. Mereka tiba di Jakarta pada pukul 23.00, lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda. Tempat ini dianggap aman dari ancaman militer Jepang, karena Laksamana Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat. Di kediaman Laksaman inilah rumusan teks proklamasi disusun. Ir. Soekarno menuliskan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia yang akan dibacakan esok harinya. Moh. Hatta danAhmad Subardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks proklamasi merupakan saran Ahmad Subardjo sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan dari Muh. Hatta. Kalimat pertama berisi pernyataan kehendak Bangsa Indonesia untuk merdeka, dan kalimat kedua berisi pernyataan mengenai pemindahan kekuasaan.
Pada pukul 04.00 WIB, Soekarno membacakan hasil rumusan tersebut. Akhirnya, seluruh tokoh yang hadir pada saat itu menyetujui secara bulat konsep proklamasi tersebut. Permasalahan muncul mengenai siapa yang harus menandatangani teks proklamasi tersebut. Hatta mengusulkan agar teks proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Sukarni dari golongan muda mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir, tetapi cukup
oleh Soekarno dan Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Sukarni juga mengusulkan agar Soekarno yang membacakan teks proklamasi tersebut. Usulan dari Sukarni dterima, kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi dengan beberapa perubahan yang telah disetujui. Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah hasil ketikan Sayuti Melik, yaitu:
1) Kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”.
2) Kata “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”.
3) Penulisan tanggal yang tertera “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.

Selanjutnya, Sukarni mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Usulan itu diterima. Pertemuan kemudian bubar setelah penentuan waktu upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan yaitu tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.

d. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Proklamasi adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan langkah awal untuk menata diri agar diakui keberadaannya oleh dunia internasional.
Sejak pagi tanggal 17 Agustus 1945, persiapan upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Halaman rumah Soekarno sudah dipadati oleh massa menjelang pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief Hendraningrat untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latif dalam melaksanakan pengamanan dibantu oleh Arifin Abdurrahman untuk mengantisipasi gangguan tentara Jepang.
Tepat pukul 10.00 WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Setelah pidato dan pembacaan proklamasi selesai, kemudian dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara proklamasi ditutup oleh sambutan Wali Kota Jakarta, Suwiryo dan dr. Muwardi.
Peristiwa yang sangat bersejarah tersebut berlangsung secara sederhana dan hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Meskipun demikian, peristiwa tersebut membawa pengaruh yang luar biasa hebatnya bagi bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan ini merupakan tonggak berdirinya negara Republik Indonesia yang berdaulat.





39 comments

Senin, 01 Februari 2021

Pengembangan Pusat-Pusat Keunggulan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat


Pengembangan Pusat-Pusat Keunggulan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat



Kalian pasti sudah belajar tentang perdagangan internasional kan? Perdagangan antarnegara terjadi karena suatu negara memiliki produk yang lebih unggul dari negara lainnya yang terjadi akibat perbedaan sumber daya alam dan manusianya, contohnya seperti Indonesia yang membeli beras dari Vietnam karena penghasilan Indonesia sekarang ini masih belum dapat mencukupi kebutuhan. Oleh karena itu, kalian akan belajar tentang daerah-daerah di Indonesia yang memiliki keunggulan masing-masing. Mempunyai keunggulan di ekonomi dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, karena itu perlu dilakukan pengembangan kepada pusat-pusat keunggulan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

Pusat-Pusat Keunggulan Ekonomi
Pusat-pusat keunggulan ekonomi Indonesia ada yang dikelola sendiri ada juga yang melibatkan investor asing. Adapun pusat-pusat keunggulan ekonomi Indonesia adalah PT Freeport Indonesia, Perusahaan Tambang Minyak Negara, dan Batik   Indonesia.

A. PT  Freeport Indonesia
A. PT  Freeport Indonesia
Perusahaan ini berada di popinsi Papua. Perusahaan ini mengembangkan, memproses dan mengeksplor bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak. Kontribusi perusahaan ini bagi negara adalah:
  1. Menyediakan lapangan kerja 
  2. Penanaman investasi
  3. Pembelian barang dan jasa domestic
  4. Pembayaran pajak, dividen, dan royalti, dan lain-lain.

B. Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTMN)
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik fasilitas industry yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum atau produk bahan baku petrokimia. Seperti bensin (gasoline), minyak diesel, dan minyak tanah (kerosene). Beberapa kilang minyak Indonesia milik pertamina adalah
  1. Kilang minyak pangkalan brandan, sumatera utara
  2. Kilang dumei/sei pakning Riau yang terintegrasi dengan kilang pterokimia dengan produk PTA  dan paraxylene
  3. Kilang cilacap di pulau Jawa. Satu-satunya kilang yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air.
  4. Kilang Balikpapan, Kalimantan timur yang terdiri dari dua unit dengan produk BBM dan Non BBM
  5. Kilang Kasim, di Desa Malabani, Kec. Seget, Kab. Sorong, Papua. Lokasi nya berada di sekitar kilang petro China. Dengan pertimbangan menghemat biaya transportasi, mengurangi biaya investasi, tersedia area yang luas, dan jauh dari pemukiman penduduk (tengah hutan)
  6. Kilang Balongan, Indramayu Jawa barat. Kilang ini memiliki nilai strategis karena menjaga kestabilan pasoka BBM ke DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. 
  7. Kilang cepu, menjamin pertahanan dan pengadaan BBM di pulau Jawa. 
CBatik Indonesia
Batik merupakan salah satu ekonomi kreatif yang bernilai tinggi dan bagian dari budaya Indonesia. UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya sejak 2 Oktober 2009. Dilihat dari tekniknya, batik dibagi menjadi:
  1. Batik tulis, dibuat dengan tangan memerlukan waktu 2-3 bulan
  2. Batik cap, dibentuk dengan cap butuh waktu 2-3 hari penyelesaiannya
  3. Batik lukis, dengan melukis kain putih dengan serat kain alami. 

Pengaruh pusat-pusat keunggulan ekonomi

Ada beberapa dampak yang akan dirasakan bangsa Indonesia ketika pusat keunggulan ekonomi Indonesia tumbuh dan berkembang. Pengaruh ini akan berdampak pada mobilitas penduduk, perkembangan transportasi, sosial ekonomi, kualitas pendidikan, dan lapangan kerja.
  • Migrasi penduduk. Mobilitas penduduk ada yang sifatnya sementara (komutasi dan sirkulasi) dan permanen (migrasi). Migrasi dibedakan menjadi migrasi internal (dalam satu Negara seperti urbanisasi dan transmigrasi) dan migrasi internasional (berbeda Negara). 
  • Peningkatan sarana transportasi darat, laut dan udara
  • Bermunculan lembaga social ekonomi. Lembaga social adalah himpunan norma dalam masyarakat. Lembaga ekonomi adalah bagian dari lembaga social yang mengatur pemenuhan kebutuhan hidup manusia. 
  • Meningkatnya kualitas pendidikan. Munculnya pusat-pusat keunggulan menyebabkan perusahaan membutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu sehingga berpotensi untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.
  • Terbukanya lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

TUGAS MANDIRI:
1. Buatlah Peta Persebaran Pusat-Pusat Keunggulan Ekonomi di Indonesia
2. Peta dibuat di kertas gambar A3 Atau kertas Folio
3. Berikan judul Peta sesuai dengan tugas yang diberikan

Sumber:
https://blog.ruangguru.com/pengembangan-pusat-pusat-keunggulan-ekonomi-fixed
http://aprizal79.blogspot.com/2019/10/pengembangan-pusat-pusat-keunggulan.html
41 comments